Sabtu, 25 Agustus 2012

Cerpen Monolog: Matahari

"Begini.... jujur saja, kau itu lksana matahari bagiku, dan wanita lainnya bagaikan bintang... hmm.... kau tahu kalau aku suka memandangi bintang?"

"AWW! Jangan mencubit gitu donk.... yaelah.... kok merajuk gitu sih.... kan belum selesai aku bicara"

"Astaga, kau memang tambah cantik saat marah cemburu seperti itu! Hehe..."

"Yah, aku memang suka memandangi bintang-bintang itu, namun saat matahari tiba, tak ada bintang yang terlihat lagi... tak ada yang tersisa..... kegelapanku diterangi oleh matahari itu.... dan kehangatan itu yang akan selalu kurindukan apabila malam mulai menggiring matahari menjauh.... Ugh.... Yah... kau itu.... mmm... mataharinya......"



"Aku menggombal? Hahaha.... tentu saja aku menggombal! Yah tapi itukan berdasarkan kenyataan.... kapan kau mendapatiku mempermainkanmu?"

"Ah! kau benar aku memang selalu bercanda! Astaga! Tapi kan.... ck ck, itu beda... dimana letak persamaannya antara bercanda dengan mempermainkan? Lagipula aku itdak pernah membohongimu!"

 "Coba dengarkan lagi.... kau pernah, membayangkan dunia ini tanpa matahari?"

"Yah kau benar! bajuku tidak akan kering...."

****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar